BALITUNG PUTRA DAERAH YANG SUKSES MENJADI RAJA MATARAM KUNA | Berkala Arkeologi

BALITUNG PUTRA DAERAH YANG SUKSES MENJADI RAJA MATARAM KUNA

Authors

  • Baskoro Daru Tjahjono Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta
DOI     10.30883/jba.v28i1.353

Keywords:

Balitung, ancient, Mataram, archaeology, hindu, buddha

Abstract

Balitung was not a direct descendent of Çailendra dynasty – royal family who ruled Old Mataram Kingdom. He was a prince from Watukura (South Kedu). His title showed his origins – Rakai Watukura Dyah Balitung.Before mounted the throne of Old Mataram he was a Rakai in Watak Watukura. which is titled haji. Watak Watukura is a part of Old Mataram region which was located far from the capital city. Therefore Balitung is a native of Watukura region.

Balitung became a king of Old Mataram because of his marriage to Rakai Watuhumalang’s daugter, a ruler of Mataram before him. Mantyasih inscription mentioned his title as haji or a subordinat ruler. But as a king, he was succeeded to expand the territory of Old Mataram and became one of the famous kings. A large number of inscription were published by him. The distribution of his inscription covered a vast territory, including Central and East Java.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abbas, Novida dan Lucas Partanda Koestoro. 1995. “Survei Arkeologi Islam di sepanjang pantai utara Jawa Tengahâ€. Jurnal Penelitian Arkeologi. No 01, Balai Arkeologi Yogyakarta.

Bosch, F.D.K. 1974. Masalah Penyebaran Kebudayaan Hindu di Indonesia. terj. Jakarta: Bhratara.

Christie, Jan Wisseman. 1989. “Raja dan Rama Negara Klasik Awal di Jawaâ€. dalam Pusat, Simbol, dan Hirarki Kekuasaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dwiyanto, Djoko. 1981. “Beberapa Masalah Transportasi di Jawa Tengah pada masa Pemerintahan Balitung (tahun 899-910)â€. Skripsi pada Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada.

Fitriati, Rita. 1990. “Pasak-pasak dari masa Balitung dan Sindokâ€. Monumen. Lembaran Sastra seri penerbitan ilmiah No. 11 edisi khusus. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Geertz, Clifford. 1976. Involusi Pertanian Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Kusen. 1994. “Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya sampai Balitung, Sebuah Rekonstruksi berdasarkan Prasasti Wanua Tengah IIIâ€. Berkala Arkeologi Volume 13 – edisi khusus.

Nastiti dkk. 1982. Tiga Prasasti dari masa Balitung. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Poerbatjaraka. “De Naam Dharmawangçaâ€. TBG LXX: 171-183.

Poesponagoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Rangkuti, Nurhadi. 1994. “Emas dan Tanah Kasus Penguasaan Sumbersumber Ekonomi di Sumatra dan Jawa pada Abad VII-X Masehi (Kajian Prasasti-prasasti masa Sriwijaya dan Mataram Kuna). Berkala Arkeologi Volume 13 – edisi khusus.

Schrieke, B.J.O. “Ruler and Realm in Early Javaâ€. Indonesian Sociological Studies, part two. Bandung: The Hague.

Sukarto Kartoatmodjo, M.M. t.t. “Identitas Bagelen dalam kaitannya dengan Masalah Hari jadi Purworejoâ€, makalah tidak diterbitkan.

Tjahjono, Baskoro Daru. 2000. “Budaya Marginal masa Klasik di Jawa Tengahâ€. Berita Penelitian Arkeologi No 12. Balai Arkeologi

Yogyakarta.

Published

2008-05-28

How to Cite

Tjahjono, B. D. (2008). BALITUNG PUTRA DAERAH YANG SUKSES MENJADI RAJA MATARAM KUNA. Berkala Arkeologi, 28(1), 33–45. https://doi.org/10.30883/jba.v28i1.353

Issue

Section

Articles